Luar Biasa!! Inilah 11 Manfaat Berenang untuk Anak

SPC – Berenang dapat memberikan berbagai manfaat untuk anak.

Berenang merupakan aktivitas olahraga atau rekreasi air yang menggunakan gaya dan teknik tertentu.

Kegiatan ini bisa dilakukan dimana saja selama ada air dalam jumlah yang cukup.

Berenang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan anak namun juga bisa berbahaya dilakukan jika tidak berhati-hati.

Berikut adalah beberapa manfaat positif dari berenang bagi kesehatan anak:

1. Meningkatkan kebugaran jasmani

Berenang merupakan kegiatan yang melibatkan seluruh tubuh untuk bergerak.

Berenang dapat membantu anak-anak meningkatkan kekuatan otot terutama kaki dan lengan, meningkatkan stamina dan ketahanan, memperbaiki postur tubuh serta kebugaran secara keseluruhan.

Setelah berenang, anak akan lebih bersemangat menjalani rutinitas hariannya. 

 

[irp]

 

2. Meningkatkan keterampilan motorik

Gerakan tangan dan kaki yang singkron dapat meningkatkan keseimbangan dan kecepatan anak.

Termasuk koordinasi mata dan pernapasan yang harus sejalan juga dapat meningkatkan koordinasi pada tubuh anak.

Secara keseluruhan, berenang dapat membantu meningkatkan keterampilan motorik secara halus dan kasar.

3. Meningkatkan kepercayaan diri

Kemampuan menghadapi rasa takut terhadap air membuat anak merasa lebih mandiri dan percaya diri.

Berenang membutuhkan keberanian dan latihan yang optimal sehingga anak-anak yang bisa berenang akan merasa memiliki sebuah keterampilan hebat dalam dirinya. 

4. Mengurangi stres

Berenang mampu mengurangi stres, tegang dan kecemasan pada anak.

Setelah berenang, anak akan merasa rileks dan lebih fokus melanjutkan aktivitas. 

5. Menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak

Berenang dapat membantu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama dalam hal kekuatan otot, koordinasi, dan keseimbangan.

6. Mengembangkan keterampilan sosial

Bertemu dan berinteraksi dengan orang lain dapat meningkatkan keterampilan sosial.

Berenang bersama teman atau keluarga membuat anak merasa senang dengan lingkungan sosial.

Dampaknya anak mampu bekerja sama dan bersosialisasi dengan orang lain

7. Mengurangi risiko obesitas

Sebagai aktivitas fisik yang menggerakkan seluruh tubuh, berenang dapat mengurangi risiko obesitas pada anak.

Berenang dapat membantu membakar kalori dan mempercepat metabolisme tubuh. 

8. Meningkatkan kesehatan jantung dan paru-paru

Berenang dapat membantu memperkuat jantung, meningkatkan kapasitas paru-paru dan memperlancar sirkulasi darah.

Jadi berenang dapat menjaga kesehatan kardiovaskular dengan baik anak lebih sehat dan kuat.

9. Menyehatkan tulang dan sendi

Kegiatan ini cukup aman dari cedera sendi karena tidak membebani sendi saat berenang.

Berenang juga dapat membantu meningkatkan fleksibilitas dan rentang gerak tubuh anak.

10. Meningkatkan kualitas tidur

Manfaat rileks setelah berenang membuat anak tidur lebih nyenyak di malam harinya.

Berenang akan menghabiskan energi dan mengurangi stres sehingga meningkatkan kualitas tidur anak. 

11. Meningkatkan daya tahan tubuh

Berenang dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak sehingga anak lebih kuat dan tidak rentan terkena penyakit.

Banyak sekali manfaat berenang untuk kesehatan dan perkembangan anak.

Selain banyaknya manfaat yang ditawarkan, berenang juga merupakan kegiatan yang menyenangkan.

Namun seperti aktivitas fisik lainnya, berenang juga memiliki potensi bahaya pada anak seperti : 

  1. Risiko tenggelam saat belum mahir berenang 

  2. Risiko hipotermia karena terlalu lama dalam air atau air terlalu dingin

  3. Cedera kepala karena jatuh saat berenang 

  4. Luka atau lecet karena tergelincir di kolam renang

  5. Keracunan klorin (pembersih air kolam)

  6. Infeksi telinga karena perkembangan bakteri saat telinga kemasukan air

 

[irp]

 

Untuk mengurangi risiko timbulnya bahaya saat berenang, orang tua harus memastikan keamanan dan keselamatan anak saat berenang.

Ibu bisa memilih kolam yang aman dan bersih serta menggunakan peralatan keamanan untuk mencegah terjadinya kecelakaan saat berenang.

Konsultasikan perkembangan anak pada dokter untuk memastikan tumbuh kembang anak dengan baik.

Untuk memastikan kesehatan anak, Ibu bisa konsultasikan ke dokter anak pilihan. Kami menyediakan layanan kesehatan khusus anak Klinik Anak SPC  di kota Medan.

Waspadai Inilah Penyebab Anak Sering Buang Air Kecil

SPC – Penyebab anak sering buang air kecil memang cukup beragam.

Buang air kecil secara teratur menandakan sistem perkemihan anak berfungsi dengan baik.

Namun jika terlalu sering buang air, perlu diwaspadai ada masalah yang terjadi pada tubuh anak.

Berikut beberapa penyebab anak sering buang air kecil : 

1. Kebiasaan 

Beberapa anak memiliki kebiasaan untuk buang air kecil lebih sering karena memiliki kandung kemih yang kecil atau tidak nyaman saat terisi terlalu penuh.

Kebiasaan meminum banyak cairan juga membuat anak sering buang air kecil.

Selain itu, kecemasan juga bisa menyebabkan anak sering buang air kecil karena respon sistem saraf pusat untuk meningkatkan aktivitas kandung kemih.

 

[irp]

 

2. Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) pada anak adalah kondisi menyebarnya bakteri atau virus dalam saluran kemih.

Saluran kemih merupakan salah satu organ tubuh yang berfungsi memperoduksi, menyimpan dan membuang urine dari tubuh.

Sering buang air kecil memang salah satu gejala infeksi saluran kemih.

Namun infeksi saluran kemih juga menyebabkan gejala lain seperti : 

  • Timbul rasa nyeri saat buang air kecil

  • Mengompol pada anak yang sudah dapat mengendalikan kandung kemihnya

  • Urine berbau tidak sedap atau berwarna keruh

  • Nyeri atau kram di perut atau punggung bawah

  • Demam dan menggigil

  • Mual, muntah dan sakit perut.

Gejala yang timbul akibat infeksi saluran kemih berbeda-beda tergantung pada tingkat keparahan dan usia anak. 

 

3. Diabetes

Anak-anak yang menderita diabetes akan sering buang air kecil karena tingginya kadar gula darah yang mempengaruhi produksi urine.

Diabetes pada anak bisa terjadi karena faktor genetik atau pola hidup yang tidak sehat. 

Terdapat 2 jenis diabetes : 

Diabetes Insipidus (tipe 1)

Diabetes tipe ini umumnya terjadi pada usia anak-anak atau remaja.

Terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi insulin yang merupakan hormon pengontrol kadar gula darah.

Penderita diabetes tipe 1 harus mendapatkan pengobatan insulin seumur hidupnya.

Diabetes Melitus (tipe 2)

Diabetes tipe ini terjadi karena pengaruh pola hidup seperti kurangnya aktivitas fisik dan kelebihan berat badan.

Biasanya terjadi pada orang dewasa namun tidak terkecuali pada anak-anak. 

Berikut gejala yang muncul saat anak menderita diabetes :  

  • Sering buang air kecil dari biasanya serta terbangun malam hari untuk buang air kecil. Hal ini terjadi karena tubuh tidak dapat memproses glukosa dengan baik dan mengeluarkannya melalui urin.

  • Anak merasa haus berkepanjangan dan minum banyak air

  • Sering merasa lelah walaupun tidak melakukan aktivitas fisik

  • Kehilangan berat badan secara tiba-tiba

  • Nafas berbau buah atau terasa manis

  • Sering terjadi infeksi dan sulit untuk sembuh

  • Penglihatan menjadi buram

 

4. Gangguan Saraf

Beberapa jenis gangguan saraf dapat mempengaruhi kendali tubuh untuk buang air kecil seperti infeksi saraf pusat dan tulang belakang.

Spina bifida merupakan kelainan bawaan yang memengaruhi perkembangan tulang belakang dan saraf tulang belakang.

Anak yang menderita spina bifida memiliki masalah dengan fungsi kandung kemih sehingga akan sering buang air kecil.

Gangguan saraf lain seperti multiple sclerosis, stroke, atau cedera tulang belakang juga dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengendalikan buang air kecil. 

 

5. Dehidrasi 

Kekurangan cairan atau dehidrasi bisa membuat anak sering buang air kecil karena tubuh sedang menyeimbangkan kandungan air.

Dehidrasi bisa menurunkan atau bahkan meningkatkan frekuensi buang air kecil.

Pada saat awal dehidrasi menyebabkan penurunan produksi urine.

Namun jika dehidrasi berlansung lama, tubuh akan mengeluarkan air yang tersisa sehingga akan sering buang air kecil.

Gejala lain yang juga ditimbulkan oleh dehidrasi adalah kekeringan, kelelahan dan sakit kepala.

 

[irp]

 

Selain itu, terjadinya masalah pada ginjal juga dapat mempengaruhi frekuensi buang air kecil pada anak.

Anak yang sering buang air kecil sebenarnya tidak terlalu masalah namun jika dibarengi dengan gejala lain seperti nyeri atau berwarna keruh, bisa jadi ada masalah pada tubuh anak.

Ibu bisa memenuhi asupan air pada anak dan mengontrol frekuensi buang air kecilnya untuk memastikan kesehatan anak.

Jika terjadi keluhan, konsultasikan lansung dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat pada anak.

Untuk memastikan kesehatan anak, Ibu bisa konsultasikan ke dokter anak pilihan. Kami menyediakan layanan kesehatan khusus anak Klinik Anak SPC  di kota Medan.

Apa Saja Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak?

Apa Saja Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak?

SPC – Penggunaan gadget memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak.

Saat ini gadget menjadi sesuatu yang sangat melekat dengan anak-anak.

Gagdet merupakan perangkat elektronik pintar yang dapat membantu berbagai aktivitas mulai dari media berkomunikasi, pendidikan serta hiburan.

Perkembangan teknologi membuat gadget terus berkembang dan menawarkan banyak fitur canggih.

Smartphone, salah satu jenis gadget yang dimiliki setiap orang tidak terkecuali anak-anak.

 

[irp]

 

Dampak Penggunaan Gadget terhadap Perkembangan Anak

Penggunaan gadget dapat mempengaruhi perkembangan anak baik secara positif maupun negatif.

Dampat yang terjadi tergantung pada tujuan dan intensitas penggunaannya. Berikut dampak positifnya :

  1. Membantu meningkatkan kemampuan belajar anak karena tersedia beragam aplikasi pembelajaran yang dapat membantu anak belajar.

  2. Menambah pengetahuan anak karena banyaknya informasi yang tersedia

  3. Dapat mengembangkan kreativitas anak seperti menggambar, mewarnai dan menulis

  4. Sumber hiburan yang dapat mengurangi sres pada anak

Selain menawarkan hal positif bagi perkembangan anak, gadget juga bisa berbahaya.

Penggunaan gadget yang tidak tepat dan tidak kenal waktu akan berdampak buruk pada anak seperti : 

1. Gangguan fisik

Penggunaan gadget yang berlebihan pada anak dapat menimbulkan gangguan fisik seperti masalah penglihatan, sakit kepala dan nyeri pada leher.

Kualitas tidur anak juga akan terganggu jika menggunakan gadget sebelum tidur dan beepengaruh pada siang harinya. 

2. Ketergantungan

Berlebihan dalam menggunakan gadget membuat anak sulit berhenti dan kecanduan.

Penggunaan gadget yang lama akan menghabiskan waktu dan mengganggu aktivitas fisik serta sosialnya.

Anak akan malas melakukan kegiatan lain saat sudah candu dengan gawaiannya termasuk malas belajar.

Hal ini juga akan berpengaruh dengan prestasi belajarnya di sekolah. 

3. Mengganggu perkembangan

Penggunaan yang berlebihan pada gadget dapat menghambat perkembangan sosial, emosional dan intelektual anak.

Interaksi sosial dan kegiatan fisik semakin menurun karena anak cenderung menghabiskan waktu di depan layar.

Perkembangan anak akan terganggu jika hal ini dilakukan dalam jangka waktu yang lama.

4. Konten yang tidak sesuai

Kemungkinan terpapar konten yang tidak sesuai dengan usianya dapa mengganggu perkembangan anak.

Konten yang tidak seharusnya dilihat seperti kekerasan, pornografi dan perilaku buruk lainnya berdampak pada psikologis anak.

Ketidakmampuannya dalam menyaring informasi membuat anak cenderung meniru apa yang dilihat.

5. Bahaya online

Penipuan, pelecehan dan bahaya lainnya juga bisa menghantui anak-anak.

Saat menggunakan gadget terkadang anak berinteraksi dengan orang lain melalui media sosial serta media hiburan lain.

Tidak sedikit bahaya online yang berisiko mengancam keselamatan anak dan membahayakan psikologisnya.

 

Batasan Penggunaan Gadget pada Anak

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait penggunaan gadget pada anak:

1. Batasi penggunaan gadget

Tentukan aturan dalam penggunaan gadget baik waktu ataupun penggunaannya.

Sebaiknya anak menggunakan gadget tidak lebih dari 1-2 jam sehari terutama untuk bermain game atau sekedar menonton video.

Waktu penggunaannya juga menyesuaikan jika dibutuhkan untuk belajar selama tidak berlebihan.

Selain itu penggunaan saat makan dan sebelum tidur tidak baik untuk anak. 

2. Pilih konten yang sesuai

Ibu perlu memastikan konten yang diakses anak sesuai dan memiliki nilai pendidikan yang baik untuk anak.

Hal ini sangat penting agar anak tidak terpapar konten yang mengandung kekerasan dan pornografi. 

3. Ajak anak melakukan kegiatan fisik dan sosial

Ibu bisa mengajak anak melakukan aktivitas lain seperti merapikan rumah, menyiram tanaman serta hal lain yang lebih bermanfaat.

Dengan begitu, anak akan sibuk dengan kegiatan lain sehingga lupa untuk bermain gadget.

Selain itu, ajak anak berinteraksi dengan orang lain seperti aktivitas kemasyarakatan atau bermain bersama teman sebayanya. 

4. Perhatikan kesehatan anak

Penggunaan gadget secara berlebihan dapat mengganggu kesehatan seperti masalah penglihatan dan gangguan tidur.

Pastikan kebutuhan istirahat anak terpenuhi agar bisa fokus untuk melakukan kegiatan lain.

5. Penggunaan gadget yang bertanggung jawab

Ibu harus mengajarkan anak untuk bertanggung jawab saat menggunakan gadget.

Anak harus tahu bahwa mereka tidak boleh mengakses hal-hal yang dilarang, tidak mengganggu orang lain dan selalu meminta izin saat hendak memutuskan sesuatu.

6. Awasi aktivitas online anak-anak

Ibu harus selalu mengontrol anak saat menggunakan gadget.

Pastikan anak tidak berkomunikasi dengan orang asing atau mengakses yang tidak aman.

Gunakan fitur keamanan agar bisa mengendalikan dan membatasi konten untuk anak.   

 

[irp]

 

Penggunaan gadget memiliki pengaruh pada perkembangan anak serta sangat bermanfaat untuk membantu belajar, meningkatkan kreativitas dan salah satu media untuk hiburan pada anak.

Namun penggunaan yang tidak tepat akan memberikan dampak buruk terhadap perkembangan anak.

Ibu harus ekstra hati-hati dan terus mengontrol anak saat menggunakan gadget.

Jika anak sudah kecanduan maka perlu pemberian batas yang tegas dan alihkan perhatian anak dengan kegiatan lain yang lebih bermanfaat.

Konsultasikan ke dokter terkait masalah dan kondisi perkembangan anak.

Untuk memastikan kesehatan anak, Ibu bisa konsultasikan ke dokter anak pilihan. Kami menyediakan layanan kesehatan khusus anak Klinik Anak SPC  di kota Medan.

Anemia pada Anak : Penyebab, Dampak dan Penanganan

SPC – Anemia pada anak terjadi ketika jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berkurang atau berada di bawah batas normal.

Hemoglobin adalah protein yang berguna untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Kekurangan hemoglobin terjadi karena berbagai faktor diantaranya kekurangan zat besi, masalah genetik, serta penyakit lainnya.

Anak-anak yang berisiko terkena anemia seperti memiliki riwayat keluarga anemia atau penyakit kronis, harus diperiksa secara teratur untuk memantau kesehatannya.

 

[irp]

 

Penyebab Anemia pada Anak

Anemia pada anak bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : 

1. Kekurangan zat besi

Penyebab anemia pada anak umumnya karena kekurangan zat besi.

Kekurangan zat besi terjadi karena asupan zat besi yang rendah, pola makan yang tidak seimbang serta gangguan penyerapan zat besi pada tubuh anak.

2. Kekurangan vitamin B12 dan folat

Kekurangan vitamin B12 dan folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada anak-anak.

Pola makan yang tidak seimbang dan masalah penyerapan nutrisi pada saluran pencernaan membuat tubuh kekurangan vitamin B12. 

3. Gangguan genetik dan autoimun

Beberapa gangguan genetik seperti thalassemia dan sel sabit dapat menyebabkan anemia pada anak-anak.

Selain itu kondisi autoimun seperti lupus dan sindrom nefrotik juga dapat menyebabkan anemia pada anak-anak.

4. Kehilangan darah

Kehilangan darah dalam jumlah yang banyak juga dapat menyebabkan anemia pada anak-anak seperti cedera.

5. Infeksi

Infeksi yang terjadi seperti malaria juga dapat menyebabkan anemia pada anak-anak.

 

Bahaya Anemia pada Anak

Anemia pada anak dapat menyebabkan beberapa dampak pada anak seperti :

  1. Sangat lelah dan lemah setelah beraktivitas termasuk aktivitas ringan

  2. Anak terlihat pucat dan tidak bersemangat

  3. Gangguan kognitif yang membuat anak sulit berkonsentrasi dan mengingat

  4. Rentan terkena penyakit infeksi karena sistem kekebalan tubuh yang lemah

  5. Gangguang pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh karena kadar oksigen yang rendah pada tubuh

  6. Kesulitan bernapas dan sering menderita sakit kepala

  7. Nafsu makan berkurang 

  8. Detak jantung cepat dan tidak teratur

  9. Kondisi yang parah membuat anak kehilangan kesadaran

 

Penanganan Anemia pada Anak

Penanganan anemia pada anak dapat dilakukan dengan cara berikut:

1. Mengubah pola makan

Mengubah pola makan dengan meningkatkan asupan makanan anak yang mengandung zat besi seperti daging merah, ikan, ayam, sayuran hijau dan kacang-kacangan.

Serta menambahkan makanan yang kaya vitamin C seperti stroberi, jeruk dan tomat yang dapat membantu tubuh menyerap zat besi.

2. Suplemen zat besi

Ketika asupan makanan tidak mencukupi kebutuhan zat besi pada tubuh anak, bisa tambahkan suplemen zat besi.

Hal ini bertujuan agar meningkatnya kadar zat besi dalam darah lebih cepat.

3. Pengobatan medis

Jika anemia disebabkan oleh masalah lain seperti penyakit kronis maka pengobatan medis harus dilakukan.

Lakukan pemeriksaan secara teratur untuk mengontrol anemia pada anak.

 

[irp]

 

Kondisi anemia yang semakin parah perlu bantuan medis agar tidak membahayakan anak.

Penanganannya tergantung penyebab dan tingkat keparahan.

Ibu bisa meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat besi pada anak.

Namun jika kondisi anak semakin parah, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk menangani masalah tersebut.

Untuk memastikan kesehatan anak, Ibu bisa konsultasikan ke dokter anak pilihan. Kami menyediakan layanan kesehatan khusus anak Klinik Anak SPC  di kota Medan.

Dampak Kekerasan yang Terjadi pada Anak

SPC – Kekerasan pada anak merupakan tindakan yang dapat mengancam keselamatan dan kesejahteraan anak baik secara fisik atau emosional.

Kekerasan pada anak akan berdampak buruk terhadap perkembangannya dalam jangka waktu yang lama.

Sangat penting untuk mencegah terjadinya kekerasan pada anak agar pertumbuhan fisik dan mentalnya berjalan dengan baik.

Kekerasan pada anak terjadi karena berbagai faktor yang saling berkaitan satu sama lainnya. 

 

[irp]

 

Bentuk Kekerasan pada Anak

1. Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik melibatkan tindakan fisik saat menyakiti anak seperti memukul, menarik bagian tubuh, pelecehan serta menggunakan alat untuk menyakiti tubuh anak.

Akibatnya muncul memar, luka dan rasa sakit pada tubuh anak.

Kekerasan yang lebih parah dapat mengancam keselamatan serta membayakan nyawa anak.  

2. Kekerasan Mental 

Kekerasan mental melibatkan tindakan yang merusak psikologis anak seperti merendahkan, menghina, mempermalukan serta tindakan lain yang dapat membunuh mental anak.

Berdampak pada gangguan mental anak dan akan berpengaruh sampai mereka dewasa. 

 

Dampak Kekerasan pada Anak

Melakukan kekerasan pada adalah tindakan yang tidak baik dan sulit untuk ditoleransi.

Kekerasan pada anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak.

Berikut dampak dari kekerasan pada anak : 

1. Kerusakan Fisik

Kekerasan fisik dapat menimbulkan cedera fisik seperti luka, memar, patah tulang serta kerusakan organ tubuh. Tindakan kekerasan yang lebih parah dapat membahayakan jiwa anak secara lansung.

2. Gangguan Kesehatan Mental

Kekerasan dapat menyebabkan rasa ketakutan dan stres yang berkepanjangan pada anak.

Kekerasan terhadap anak dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan mental seperti PTSD (post-traumatic stress disorder), depresi dan gangguan kecemasan.

Anak yang mendapatkan kekerasan cenderung memiliki psikologis yang tidak stabil karena tekanan yang didapatkan.

Selain itu, stres yang dialami dapat meningkatkan risiko penyakit lain pada anak. 

3. Gangguan Perilaku

Kekerasan berdampak pada perubahan perilaku anak.

Anak akan menunjukkan perilaku agresif dan mudah marah karena pengaruh kekerasan yang dialami serta suka menghindari orang lain.

Selain itu, anak yang menjadi korban kekerasan lebih mudah terpengaruh perilaku menyimpang seperti merokok, minum alkohol dan narkoba.

Perilaku ini sebagai bentuk pelarian dari stres berkepanjangan yang terus menghantuinya.

4. Gangguan Emosional dan Sosial

Kekerasan membuat anak mengalami kesulitan mengembangkan emosi yang sehat sehingga sering merasa rendah diri atau mudah tersulut emosi.

Anak akan menarik diri dari lingkungan sosial dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain.

Anak lebih suka menyendiri dan merenung karena ketakutan yang sering muncul. 

5. Penurunan Prestasi Akademik

Sebagai korban kekerasan, anak memiliki masalah dalam belajar karena kesulitan berkonsentrasi di sekolah.

Sulit fokus dan berinteraksi dengan orang lain juga membuat anak sulit untuk belajar.

Gangguan ini tentunya akan berpengaruh terhadap prestasi akademiknya. 

 

Penyebab Terjadinya Kekerasan pada Anak

Kekerasan pada anak terjadi karena kombinasi berbagai penyebab baik internal maupun eksternal.

Berikut faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya kekerasan pada anak :

  1. Konflik dalam keluarga seperti KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), perceraian, masalah ekonomi serta masalah lainnya yang dapat memicu emosi terhadap anak.

  2. Perilaku anak yang agresif, susah diatur atau terlalu rendah diri serta gangguan perilaku lainnya

  3. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak sehingga tidak mengetahui terjadinya kekerasan pada anak

  4. Budaya pola asuh anak yang cukup keras

  5. Lingkungan yang keras dan suka membully

  6. Pengaruh media terhadap perilaku dan pandangan anak 

 

[irp]

 

Kekerasan pada anak terjadi karena banyak faktor penyebabnya dan juga memiliki dampak yang besar terhadap perkembangan anak.

Pentingnya pencegahan kekerasan terhadap anak untuk melindungi anak dari perlakuan yang tidak semestinya.

Perlunya kerja sama antara orang tua, guru dan masyarakat secara umum untuk mencegahnya.

Jika anak mengalami trauma terhadap kekerasan, Ibu bisa membawanya berkonsultasi dengan dokter perihal kesehatan psikologisnya. 

Untuk memastikan kesehatan anak, Ibu bisa konsultasikan ke dokter anak pilihan. Kami menyediakan layanan kesehatan khusus anak Klinik Anak SPC  di kota Medan.

Segudang Manfaat ASI Eksklusif bagi Bayi

SPC – ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif memiliki beragam manfaat yang sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

ASI Eksklusif merupakan pemberian ASI kepada bayi secara penuh tanpa tambahan makanan atau minuman lain selama enam bula pertama kehidupan bayi.

Praktik pemberian ASI Eksklusif sangat direkomendasikan oleh WHO karena memberikan nutrisi dan perlindungan kesehatan yang optimal kepada bayi. 

 

[irp]

 

Kandungan Gizi ASI

ASI mengandung banyak zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh bayi untuk membantu tumbuh kembang dan menjaga kesehatannya. Berikut kandungan gizi pada ASI :

1. Karbohidrat

ASI mengandung laktosa sebagai sumber karbohidrat utama yang berperan sebagai sumber energi bagi bayi.

Sebagai gula alami, bayi cukup mudah mencerna laktosa dan menjadikannya sebagai sumber tenaga.

2. Protein

Kandungan protein juga mudah dicerna dan diserap oleh bayi.

Protein sangat penting untuk membantu pertumbuhan serta perkembangan otot dan jaringan tubuh pada bayi. 

3. Lemak

ASI mengandung asam lemak esensial yang penting untuk perkembangan otak dan sistem saraf bayi.

Selain mudah dicerna, lemak pada ASI juga dapat membantu penyerapan vitamin dan mineral.

4. Vitamin dan Mineral

ASI mengandung berbagai jenis vitamin dan mineral yang penting untuk menjaga kesehatan bayi serta membantu dalam penyerapan.

ASI mengandung vitamin A, C, D, E, K dan mineral seperti kalsium, zat besi, fosfor dan zinc yang penting untuk pertumbuhan tulang, gigi dan sel tubuh lainnya.

5. Enzim 

ASI mengandung enzim yang dapat membantu mencerna dan menyerap nutrisi serta perkembangan sel pada bayi.

ASI juga mengandung antibodi yang dapat melindungi bayi dari berbagai infeksi dan penyakit.

 

Manfaat ASI Eksklusif bagi Bayi

ASI eksklusif memberikan banyak manfaat bagi kesehatan bayi, berikut manfaatnya : 

1. Nutrisi yang lengkap 

ASI mengandung nutrisi yang lengkap dan tepat bagi bayi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan enzim.

Nutrisi ini sangat dibutuhkan oleh bayi karena dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan secara optimal.

2. Meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi

Proses menyalurkan ASI mengahasilkan hormon oksitosin yang membuat ibu dan bayi membangun ikatan emosional yang kuat.

Selain itu, dapat membantu mengurangi stres sehingga bayi akan merasa nyaman. 

3. Pencegahan penyakit

Kandungan enzim dan antibodi pada ASI mampu melawan infeksi dan penyakit seperti infeksi saluran pernapasan dan diare.

Bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif juga memiliki risiko yang lebih rendah terkena obesitas dan penyakit kronis seperti kardiovaskuler, kanker dan diabetes pada saat dewasa.

4. Meningkatkan perkembangan otak

ASI dapat membantu meningkatkan perkembangan otak dan kognisi pada bayi.

Kandungan gizi yang penting pada ASI sangat berguna untuk fungsi kerja otak bayi.

5. Mudah dicerna dan aman

ASI merupakan makan yang mudah dicerna oleh bayi dan aman untuk pencernaan bayi dibandingkan dengan susu formula.

Steril dan bebas dari kontaminasi membuat ASI menjadi makanan bayi paling aman untuk dikonsumsi.

 

[irp]

 

Secara umum, ASI sangat berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan serta mampu menjaga kesehatan bayi.

ASI Eksklusif sangat disarankan sejak awal kehidupan karena bayi sangat rentan dengan berbagai penyakit dan infeksi.

Setelah enam bulan, Ibu bisa menambahkan makanan pendamping ASI untuk menambah masukan nutrisi bagi bayi karena kebutuhan gizinya yang semakin meningkat.

Konsultasikan perkembangan bayi dengan dokter untuk memantau perkembangan bayi secara optimal.

Untuk memastikan kesehatan anak, Ibu bisa konsultasikan ke dokter anak pilihan. Kami menyediakan layanan kesehatan khusus anak Klinik Anak SPC  di kota Medan.

Stunting pada Anak : Ciri-Ciri, Penyebab dan Pencegahan

Stunting pada Anak : Ciri-Ciri, Penyebab dan Pencegahan

SPC – Stunting merupakan kondisi keterlambatan pertumbuhan fisik pada anak.

Anak dengan stunting memiliki tubuh yang lebih pendek dari rata-rata anak seusianya.

Selain itu, perkembangan otak anak juga terhambat sehingga berpengaruh pada penurunan kemampuan kognitifnya.

Stunting terjadi karena kekurangan asupan gizi pada masa pertumbuhan dan perkembangan awal, penyakit infeksi, sanitasi serta faktor lainnya.

Stunting akan berdampak sampai anak dewasa seperti menurunnya produktivitas serta meningkatkan risiko penyakit kronis.

 

[irp]

 

Ciri – Ciri Stunting pada Anak

Berikut beberapa ciri-ciri stunting yang terjadi pada anak :

1. Tubuh anak yang lebih pendek dan tinggi badannya di bawah rata-rata anak seusianya 

2. Berat badan anak menurun dan cenderung lebih ringan dari pada anak usianya

3. Anak memiliki lingkar kepala yang lebih kecil

4. Anak yang mengalami stunting biasanya memiliki wajah yang kurus dan tidak berisi karena terjadi gangguan selama masa pertumbuhan.

5. Mengalami gangguan perkembangan otak dan kognitif sehingga kesulitan belajar dan memproses informasi

6. Mudah terserang penyakit karena sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah

 

Penyebab Stunting

Stunting terjadi karena berbagai faktor yaitu : 

1. Malnutrisi atau Kekurangan Gizi 

Stunting terjadi karena kebutuhan gizi anak yang tidak terpenuhi seperti protein, vitamin, mineral sehingga berdampak pada pertumbuhan anak.

Pemenuhan kebutuhan gizi anak sangat penting untuk menunjang perkembangan anak secara spesifik termasuk menjaga fungsi kerja organ tubuh anak.

Memenuhi pangan anak tidak hanya sebatas makanan yang mengenyangkan namun juga mengandung gizi yang seimbang sesuai dengan kebutuhan anak. 

2. Infeksi dan Penyakit

Infeksi yang terjadi pada anak secara berulang dan kronis seperti masalah pada pencernaan dan pernapasan anak dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan menghambat pertumbuhan anak.

Stunting terjadi karena anak sering mengalami diare akibat lingkungan dan sanitasi yang buruk. 

3. Sanitasi yang buruk

Sanitasi yang buruk serta akses air bersih yang tidak memadai cenderung membuat anak lebih mudah terserang penyakit infeksi dan gangguang kesehatan lainnya.

Mudahnya anak terserang penyakit infeksi akan berdampak pada pertumbuhannya karena infeksi yang terjadi dapat menyerap nutrisi yang pada anak.

Jika kebutuhan gizinya juga belum terpenuhi akan memperparah kondisi anak.  

4. Kehamilan yang buruk

Buruknya kesehatan ibu selama hamil seperti tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, penyakit infeksi serta penyakit lain dapat mempengaruhi pertumbuhan janin.

Kehamilan yang buruk menyebabkan anak lahir dengan berat badan rendah (BBLR).

Hal ini dapat meningkatkan risiko anak terkena stunting jika tidak segera diatasi.

5. Faktor sosial dan ekonomi

Secara sosial dan ekonomi seperti kemiskinan, tingkat pendidikan dan pengetahuan serta akses ke pelayanan kesehatan menjadi faktor penunjang terjadinya stunting pada anak.

Kemiskinan membuat anak sulit mendapatkan makanan yang bergizi seimbang apalagi jika orang tua tidak mendapat informasi yang cukup terkait gizi anak akibat akses ke pelayanan kesehatan yang tidak memadai.

Faktor sosial dan ekonomi saling berkaitan satu sama lainnya.

6. Faktor genetik

Gangguan hormonal, penyakit metabolik dan masalah genetik ikut menjadi penyebab stunting pada anak. 

Kebanyakan stunting terjadi karena kombinasi beberapa faktor tersebut sehingga upaya pencegahannya melibatkan berbagai sektor terkait. 

 

Pencegahan Stunting pada Anak

Stunting harus dicegah dengan memastikan tumbuh kembang anak secara optimal.

Berikut beberapa cara pencegahannya :

1. Pemberian ASI eksklusif 

Sebagai sumber nutrisi, ASI sangat baik untuk perkembangan bayi.

Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan sejak lahir dapat membantu menurunkan risiko stunting.

Ibu harus memastikan anak mendapat ASI yang cukup samapai berusia dua tahun.

2. Pemberian makanan bergizi seimbang

Kenalkan bayi dengan makanan pendamping ASI setelah usianya 6 bulan.

Sesuaikan porsi makanan cukup dengan kandungan gizi yang seimbang dengan kombinasi protein, karbihodrat, vitamin dan mineral.

3. Meningkatkan kebersihan

Kebersihan lingkungan dan sanitasi yang baik sangat membantu dalam mencegah stunting.

Ibu bisa mengajarkan anak untuk rajin mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas dan membuang sampah pada tempatnya.

4. Pemberian suplemen gizi

Suplemen gizi dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi anak saat terjadi kekurangan.

Namun penggunaan suplemen gizi harus sesuai dengan saran dari dokter.   

5. Meningkatkan kesadaran

Pendidikan dan kesadaran kesehatan yang baik dapat membantu orangtua memahami pentingnya nutrisi dan kesehatan dalam mencegah stunting.

Dengan begitu, ibu akan memberikan perawatan yang tepat dan memenuhi kebutuhan gizi anak.

 

[irp]

 

Dengan melakukan tindakan pencegahan stunting pada anak, harapannya anak-anak bisa mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang baik.

Jika ibu mencurigai ada anak yang menderita stunting, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasi masalah tersebut. 

Untuk memastikan kesehatan anak, Ibu bisa konsultasikan ke dokter anak pilihan. Kami menyediakan layanan kesehatan khusus anak Klinik Anak SPC  di kota Medan.

Kenali 9 Tipe Kecerdasan Anak dan Pengembangannya

SPC – Setiap anak memiliki kecerdasan dengan berbagai tipe dan tingkatan.

Kecerdasan anak adalah kemampuan anak untuk berpikir dan bertindak secara dominan pada suatu hal.

Kecerdasan ini bisa dikembangkan dengan mengasah kemampuan anak, pengaruh baik dari lingkungan sekitarnya serta berbagai pengalaman yang telah dilewati oleh anak. 

Menurut Howard Gardner, teori kecerdasan terdiri dari berbagai tipe atau bentuk.

Berikut 9 tipe kecerdasan anak beserta cara mengembangkannya : 

 

[irp]

 

1. Kecerdasan Verbal Linguistik 

Kecerdasan verbal linguistik merupakan kemampuan anak dalam menguasai bahasa verbal secara lisan dan tulisan.

Anak akan menyukai kata-kata mulai dari membaca, menulis dan berbicara.

Untuk mengembangkan kemampuan ini, Ibu bisa mengajak anak untuk belajar berbagai kosa kata, membacakan dongeng, menulis serta mendengarkan anak bercerita.

 

2. Kecerdasan Logika Matematika

Kecerdasan logika matematika adalah kemampuan anak secara logis untuk memecahkan masalah dan melakukan operasi matematika.

Anak yang memiliki kecerdasan logika matematika suka menghitung dan berpikir kritis.

Kemampuan ini bisa diasah dengan memberikan anak teka-teki, hitungan atau permainan puzzle untuk meningkatkan kemampuannya untuk berpikir secara logis.

 

3. Kecerdasan Visual Spatial

Kecerdasan visual spatial merupakan kemampuan anak untuk menggambarkan dan menghubungkan objek dalam pemikirannya secara ruang dan waktu.

Biasanya anak yang memiliki kecerdasan ini menyukai bidang seni rupa seperti menggambar atau melukis.

Pengembangannya bisa dengan mengarahkan anak melakukan hal yang mereka senangi seperti menggambar atau merancang sesuatu. 

 

4. Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan kinestetik merupakan kemampuan anak dalam hal motorik dan gerakan tubuh secara efektif.

Anak yang memiliki kecerdasan kinestetik menyukai bidang olahraga, bela diri atau seni tari karena suka bergerak.

Ibu bisa mengembangkan kemampuan ini dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan hal-hal yang dapat mengembangkan keterampilan motorik.

 

5. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal adalah kemampuan anak dalam memahami dan menyenangi unsur-unsur musik seperti nada atau ritme.

Anak akan cenderung suka menikmati dan memainkan alat musik serta bernyanyi.

Pengembangan kemampuan ini bisa dengan memberikan anak fasilitas untuk mengembangkan keterampilannya dalam musik.

 

6. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan anak untuk berinteraksi dan memahami orang lain.

Biasanya anak yang memiliki kecerdasan ini memiliki kemampuan sosial dan mampu bekerja sama dengan orang lain.

Untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal, ibu bisa mengajak anak bertemu banyak orang lebih sering, mengajarkan anak berbicara dengan baik, peduli dengan orang lain serta membantu orang lain.

 

7. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan anak dalam memahami dirinya sendiri seperti kelebihan dan kekurangan diri serta kontrol emosi.

Biasanya anak yang memiliki kecerdasan intrapersonal cenderung suka merenungkan dirinya.

Pengembangan kemampuan ini bisa dengan mengembangkan kemampuan anak dalam introspeksi diri, menerima kelemahan, mengasah kelebihan serta selalu optimis.

 

8. Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan naturalis adalah kemampuan anak dalam memahami alam sekitarnya.

Anak cenderung memiliki rasa ingin tau terhadap lingkungan hidup seperti hewan dan tumbuhan.

Untuk mengasah kecerdasan ini, Ibu bisa mengajak anak berinteraksi dengan alam seperti pergi ke kebun binatang serta bercerita tentang alam.

 

9. Kecerdasan Eksistensial

Kecerdasan eksistensial adalah kemampuan anak dalam hal filosofis seperti berpikir tentang tujuan hidup dan nilai-nilai kehidupan.

Ibu bisa mengajarkan anak tentang etika dan nilai-nilai moral untuk mengasah pemikiran anak.

Karena keunikannya, setiap anak memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda.

Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak karena menjadi sumber kendali yang kompleks.

 

[irp]

 

Selain itu, kecerdasan anak juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti genetik, lingkungan, pendidikan, gizi serta kesehatan mental anak.

Penting untuk mengetahui kemampuan anak sejak dini agar potensinya bisa terasah secara efektif.

Ibu bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai perkembangan kemampuan anak agar lebih jelas. 

Untuk memastikan kesehatan anak, Ibu bisa konsultasikan ke dokter anak pilihan. Kami menyediakan layanan kesehatan khusus anak Klinik Anak SPC  di kota Medan.

ISPA Pada Anak : Kenali Jenis dan Pencegahannya

SPC – ISPA pada anak sering kali terjadi.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi yang menyerang saluran pernapasan seperti hidung, tenggorokan, sinus, laring, bronkus dan paru-paru.

ISPA menular melalui udara atau kontak dengan bersin/batuk penderita karena virus atau bakteri.

Virus yang menyebabkan ISPA adalah virus influenza, virus syncytial respiratory (RSV) dan virus corona sementara bakteri penyebab ISPA adalah Streptococcus Pneumoniae dan Haemophilus Influenzae.

Anak akan lebih mudah terpapar ISPA karena daya tahan tubuhnya yang lebih lemah dan juga kondisi lingkungan yang berpolusi, paparan asap rokok serta zat kimia beracun.

Gejala umum ISPA adalah demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala, sesak napas dan kelelahan. 

 

[irp]

 

Jenis ISPA pada Anak

Beberapa jenis ISPA yang sering terjadi pada anak-anak meliputi:

Influenza

Influenza atau lebih dikenal dengan flu disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui udara atau terjadi kontak lansung dengan sesuatu yang terkontaminasi.

Biasanya akan timbul gejala demam, sakit kepala, batuk, pilek dan sakit tenggorokan.

Beberapa kasus pada anak ada yang sampai mengalami mual, muntah dan diare. Jika terjadi kondisi yang lebih parah, perlu adanya penanganan medis.

Pilek

Pilek disebabkan oleh virus dan masih tergolong ISPA yang umumnya terjadi pada anak-anak.

Virus ini menyebabkan hidung tersumbat, bersin, sakit tenggorokan, batuk dan demam ringan.

Pilek biasa akan sembuh dengan sendirinya dan membutuhkan perawatan medis.

Bronkitis

Bronkitis adalah peradangan pada saluran udara di paru-paru (bronkus).

Penyakit ini disebabkan oleh virus atau bakteri.

Gejala bronkitis pada anak-anak adalah batuk, sesak atau sulit bernapas, nyeri pada dada serta demam.

Kondisi yang lemah pada anak membuatnya lebih mudah terpapar.

Pneumonia

Pneumonia merupakan infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.

Pada anak, pneumonia menimbulkan demam, batuk berlendir, sakit kepala, sesak atau sulit bernapas, batuk dan sakit perut.

Pada kondisi tertentu, pneumonia pada anak bisa menjadi lebih parah sehingga membutuhkan penanganan khusus.

Sinusitis

Sinusitis adalah peradangan pada rongga sinus sekitar hidung karena infeksi virus atau bakteri.

Anak-anak yang menderita sinusitis akan mengalami hidung tersumbat, sakit sekitar mata dan pipi, sakit kepala, sakit tenggorokan  dan demam. 

Tonsilitis

Tonsilitis merupakan infeksi virus atau bakteri yang terjadi pada amandel.

Gejalanya demam, sakit kepala, sakit tenggorokan dan pembengkakan pada leher.

 

Pencegahan dan Penanggulangan ISPA pada Anak

Pencegahan dan penanggulangan ISPA sangat penting untuk menekan kasus dan mencegah penyebaran yang lebih luas.

Berikut beberapa langkah pencegahan dan penanggulangannya : 

  1. Mengajarkan anak untuk rajin mencuci tangan secara rutin seperti sebelum dan sesudah makan, setelah dari toilet serta selesai beraktivitas lainnya.

  2. Hindari anak dari kerumunan dan menjaga jarak terutama dengan orang yang sedang sakit

  3. Mengajarkan anak menjaga kebersihan tubuh dan lingkungannya

  4. Menjaga imunitas anak dengan asupan makanan yang sehat dan bergizi serta menjauhkan anak dari paparan asap rokok

  5. Pastikan anak mendapat vaksinasi sesuai dengan usianya

  6. Pastikan anak mendapat istirahat yang cukup agar kesehatannya terjaga

  7. Penuhi kebutuhan air dan berkumur dengan air hangat dan garam untuk meredakan sakit tenggorokan

  8. Berikan antibiotik dan obat pereda demam atau nyeri pada anak 

[irp]

 

Untuk pengobatan, ibu bisa berkonsultasi dengan dokter terkait dengan obat yang tepat untuk membantu meredakan gejala demam pada anak.

Periksakan kondisi anak ke dokter jika gejala yang terjadi semakin parah untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Untuk memastikan kesehatan anak, Ibu bisa konsultasikan ke dokter anak pilihan. Kami menyediakan layanan kesehatan khusus anak Klinik Anak SPC  di kota Medan.

5 Masalah yang Sering Terjadi pada Gigi Anak

SPC – Masalah gigi pada anak cukup beragam dan kerap kali terjadi.

Gigi menjadi bagian tubuh yang membantu kerja lambung dalam menghaluskan makanan.

Gigi juga memiliki banyak saraf yang terhubung ke bagian tubuh lain. Jika terjadi masalah pada gigi maka seluruh tubuh juga akan merasakan dampaknya.

Menjaga kesehatan gigi sejak dini sangatlah penting karena mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan serta mencegah masalah gigi yang lebih serius kedepannya.

Beberapa masalah yang sering terjadi pada gigi anak adalah : 

 

[irp]

 

1. Karies Gigi

Karies gigi merupakan masalah umum yang terjadi pada gigi anak.

Hal ini terjadi karena bakteri pada mulut yang menghasilkan asam lalu menempel dan merusak lapisan email gigi.

Karies pada gigi akan terus terjadi jika anak rajin mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi gula dan tidak membersihkan gigi dengan baik.

Gigi berlubang terjadi karena karies yang dibiarkan sehingga dapat merusak gigi mencapai lapisan dentin.

Selain itu, kebiasaan buruk mengunyah benda keras juga dapat menyebabkan gigi berlubang.

 

2. Maloklusi

Maloklusi merupakan kondisi tidak seimbangnya antara rahang dengan gigi sehingga gigi tidak tumbuh sejajar dan berdesakan.

Kondisi ini bisa terjadi karena faktor genetik atau kebiasaan buruk menggigit kuku atau menghisap dot.

Anak yang mengalami maloklusi akan kesulitan mengunyah serta berbicara sehingga akan timbul rasa tidak nyaman dan bahkan sakit.

 

3. Gingivitis dan Pulpitis

Gingivitis adalah peradangan pada gusi akibat penumpukan plak gigi.

Pada kondisi yang lebih serius, gingivitis dapat menyebabkan periodontitis.

Sementara Pulpitis merupakan peradangan pada saraf gigi karena terjadi infeksi atau trauma pada gigi.

Infeksi pada gigi disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui lubang atau retakan sehingga terjadi pembengkakan dan timbulnya rasa sakit.

Trauma terjadi ketika terjadi cedera pada gigi anak akibat benturan yang kuat sehingga gigi bisa goyang atau patah. 

 

4. Pertumbuhan dan Pergantian Gigi

Masalah pertumbuhan dan pergantian gigi terjadi ketika pergantian gigi susu ke gigi permanen.

Kondisi gigi goyang akan sering terjadi pada saat ini.

Namun ketika kehilangan gigi susu secara dini dapat menyebabkan masalah pada gigi permanen.

Selain itu gigi bungsu, gigi yang tumbuh terakhir diakhir masa remaja.

Gigi bungsu menimbulkan rasa sakit ketika tumbuh terjepit diujung geraham.

Biasanya akan dilakukan pencabutan ketika rasa sakit yang tidak hilang serta mengganggu aktivitas. 

 

5. Fluorosis dan Gigi Sensitif

Fluorosis gigi merupakan kondisi ketika anak terlalu banyak mengonsumsi fluoride saat gigi masih berkembang.

Dampaknya akan timbul noda putih atau coklat pada gigi.

Pada kondisi tertentu, anak bisa terkena gigi sensitif baik karena suhu atau makanan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan atau rasa sakit. 

 

[irp]

 

Setiap anak memiliki kondisi dan masalah gigi masing-masing.

Berbagai masalah ini mungkin terjadi dan mungkin tidak namun perawatan gigi yang baik dapat mencegah berbagai masalah yang sering terjadi pada gigi.

Untuk mencegah masalah tersebut, Ibu bisa mengajarkan anak memelihara kesehatan gigi dengan membersihkan gigi secara benar dan teratur, mengurangi konsumsi makanan bergula, menjaga pola makan sehat, mencukupi kebutuhan air serta memeriksakan gigi ke dokter gigi anak secara rutin.

Untuk memastikan kesehatan anak, Ibu bisa konsultasikan ke dokter anak pilihan. Kami menyediakan layanan kesehatan khusus anak Klinik Anak SPC  di kota Medan.

Copyright © 2025 Klinik SPC