Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Alergi pada Anak

SPC – Alergi pada anak merupakan sebuah respons berlebihan dari sistem kekebalan tubuhnya terhadap hal tertentu seperti debu, bulu hewan atau makanan.

Berbagai jenis alergen ini sebenarnya tidak berbahaya namun sistem kekebalan tubuh menganggapnya sebagai ancaman.

Lalu terbentuklah antibodi imunoglobulin E (IgE) yang melepaskan histamin dan bahan kimia lain  ke dalam tubuh anak sehingga timbul gejala alergi.

Gejala yang timbul pada anak bisa berbeda-beda seperti gatal dan ruam pada kulit, gejala demam flu, bahkan lebih serius.    

 

Jenis Alergi pada Anak

Alergi yang terjadi pada anak bisa disebabkan oleh berbagai macam alergen seperti : 

1. Alergi makanan

Makanan tertentu seperti kacang-kacangan, susu, telur, ikan atau gandum bisa menjadi penyebab terjadinya alergi.

Gejala alergi yang mungkin timbul bisa dengan ruam dan gatal pada kulit, sesak napas, muntah serta diare. 

2. Alergi pernapasan

Alergi pernapasan pada anak umumnya bisa dipicu oleh debu, bulu binatang serta spora jamur.

Untuk gejala yang mungkin terjadi adalah bersin-bersin, pilek, batuk, hidung tersumbat, sulit bernapas dan mata cenderung berair. 

3. Alergi kulit

Kontak dengan alergen tertentu seperti tumbuhan beracun, produk perawatan kulit dan lateks bisa menjadi pemicu alergi pada kulit anak.

Gejalanya muncul ruam, kemerahan, gatal, bengkak atau lepuhan pada kulit setelah alergen menyentuh kulit anak. 

4. Alergi obat

Beberapa anak mengalami kondisi alergi terhadap obat-obatan tertentu seperti antibiotik, obat batuk dan penurun panas.

Alergi ini menimbulkan gejala yang beragam  seperti sesak napas, ruam dan gatal pada kulit, sesak napas atau reaksi syok anafilaksis yang lebih berat.

5. Alergi serangga

Serangga juga bisa menjadi penyebab alergi pada anak seperti lebah, tawon dan semut.

Gigitan atau sengatan dari hewan tersebut dapat memicu alergi dengan timbulnya berbagai gejala.

 

Cara Mengatasi Alergi pada Anak

Alergi bisa memunculkan gejala yang berbeda-beda terhadap berbagai macam alergen, berikut beberapa tips atau cara mengatasinya :  

1. Identifikasi penyebab 

Langkah pertama adalah mencari tau penyebab alergi seperti debu, bulu binanatang, makanan atau obat tertentu.

Perhatikan kebiasaan serta konsumsi si kecil yang dapat memicu timbulnya gejala alergi.

Setelah mengetahui penyebab alergi, kontak dengan alergen bisa dicegah sehingga dapat meminimalisir reaksi alergi. 

2. Hindari alergen

Jika penyebab alergi sudah diketahui, usahakan agar anak menghindari paparannya alergen.

Pastikan anak tidak mengonsumsi makanan atau obat penyebab alerginya serta menjauhkannya dari benda-benda alergen.

Ibu harus ekstra mengawasi anak dalam upaya mencegah terjadinya kontak antara alergen dengan anak. .

3. Ciptakan lingkungan yang bersih

Kondisi lingkungan rumah yang bersih dapat mengurangi paparan debu, tungau debu, serta sumber alergen lainnya.

Pastikan ventilasi berfungsi dengan baik untuk menjaga sirkulasi udara serta gunakan penyaring udara di ruangan anak jika memiliki alergi terhadap debu.

4. Perhatikan pola makan anak

Jenis makanan tertentu dapat memicu alergi pada anak bahkan memperburuk gejalanya.

Perhatikan bahan makanan anak dengan tepat serta membaca kandungan dari bahan makanan olahan.

Untuk memastikan menu yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan gizi anak, konsultasikan kondisi anak dengan ahli gizi atau dokter anak.

Dengan begitu ibu bisa lebih yakin dalam menyusun menu makanan anak.

5. Berikan pemahaman tentang alergi 

Saat mengalami gejala alergi, beri tahu si kecil tentang kondisi tubuhnya serta penyebab terjadinya alergi.

Dengan mengetahui apa yang terjadi, anak akan lebih aware dan menghindari bahan alergen tersebut.

Namun orang tua tetap harus memantau aktivitas serta selalu mengingatkannya. 

6. Gunakan obat alergi

Untuk mengatasi gejala alergi pada anak, gunakan obat alergi seperti antihistamin sesuai dengan resep dokter.

Ikuti aturan penggunaan obat yang tepat serta efek samping yang muncul akibat penggunaan obat. 

7. Konsultasikan dengan dokter

Jika alergi pada anak berlangsung lama atau semakin parah, maka konsultasikan ke dokter untuk mengatasinya.

Pemeriksaan serta tes alergi dapat menentukan penyebab pastinya sehingga pengobatan bisa dilakukan dengan tepat.  

 

Setiap anak memiliki reaksi yang berbeda-beda terhadap alergen sehingga penanganannya juga harus menyesuaikan dengan kondisi anak.

Orang tua perlu mencari tahu penyebab terjadinya alergi serta meminimalisir paparan sehingga gejalanya bisa diatasi dengan baik.

Konsultasikan perkembangan kesehatan anak secara berkala kepada dokter spesialis anak untuk mencegah terjadinya masalah serta menjaga tumbuh kembangnya dengan baik. 

Bagi yang berdomisili Medan dan sekitarnya, segera konsultasikan segera kesehatan anak di Klinik Anak SPC!

Menu MPASI Bayi 6 Bulan dan Pertimbangan Pemberiannya

SPC – Menu MPASI untuk anak yang sudah berusia 6 bulan bisa dibuat dengan beragam bahan yang memiliki berbagai macam kandungan gizi.

MPASI (Makanan Pendamping ASI) merupakan makanan bayi yang bertekstur padat selain ASI atau susu formula.

Pada usia 6 bulan, bayi sudah dikenalkan dengan jenis makanan lain untuk memenuhi kebutuhan gizinya yag semakin kompleks.

Bayi akan belajar berbagai rasa, tekstur dan cara makan makanan yang berbeda-beda.

MPASI juga membantu dalam pencernaan bayi serta mengembangkan kemampuan motorik bayi.

Pada umumnya, MPASI diawali dengan makanan encer yang lunak dan mudah dicerna oleh bayi seperti bubur atau puree sayur dan buah.

Teksturnya bisa terus berkembang menjadi lebih padat dengan jenis makanan yang beragam.    

 

Menu MPASI Usia 6 Bulan

MPASI merupakan tahap penting dalam memperkenalkan makanan padat kepada bayi.

Pada usia ini, bayi akan mulai menunjukkan minat terhadap makanan serta memiliki kemampuan dalam mengunyah makanan. 

Jenis Bahan Olahan MPASI

  1. Karbohidrat : sereal dari beras, gandum atau oatmeal, roti gandum, pasta 

  2. Sayuran : rebusan wortel, labu, bayam, kentang, labu siam. 

  3. Buah-buahan : pisang, apel, pir, alpukat. 

  4. Protein : rebusan fillet ikan, daging ayam, daging sapi 

  5. Produk olahan susu

 

Jadwal Pemberian MPASI Usia 6 Bulan

1. Minggu pertama

Sebagai perkenalan, pemberian MPASI pada minggu pertama bisa dengan makanan yang bertekstur halus.

Berikan satu sendok teh dan terus tambah jumlahnya untuk hari-hari berikutnya.

2. Minggu kedua

Setelah terbiasa dengan satu jenis makanan, tambahkan jenis makanan lain pada olahan MPASI bayi.

Jika pada minggu pertama, bayi mengonsumsi sereal, maka di minggu kedua bisa tambahkan dengan sayuran yang sudah direbus dan dihaluskan.  padat lainnya. 

3. Minggu ketiga dan keempat

Begitu juga seterusnya, perkenalkan bayi dengan jenis makanan lain seperti buah-buahan halus atau puree.

Selain itu bisa juga dengan olahan protein seperti ikan atau daging yang sudah dimasak dan dihaluskan. 

4. Minggu kelima dan seterusnya

Setelah mengenalkan bayi dengan berbagai jenis makanan dengan tekstur halus, bayi sudah bisa belajar makanan yang bertekstur kasar.

Ajak bayi mengunyah makanan yang lebih padat agar terbiasa dengan tekstur makanan yang berbeda.

 

Pertimbangan dalam Pemberian MPASI

Pemberian MPASI pada bayi mulai dari usia 6 bulan perlu mempertimbangkan berbagai aspek penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan tepat.

Berikut beberapa pertimbangan dalam mengolah makanan MPASI untuk bayi :   

1. Pertimbangan gizi

Olahan makanan MPASI harus memiliki kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan bayi.

Variasi serta kandungan nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral perlu menjadi pertimbangan dalam pemilihan bahan.

Kebutuhan nutrisi ini sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi secara keseluruhan.

2. Bahan olahan

Olahan bahan MPASI cukup beragam seperti sereal, sayuran, buah, daging, ikan dan produk susu.

Bahan makanan ini mengandung nutrisi penting sesuai dengan kebutuhan bayi.

Makanan ini bisa dimasak atau dihaluskan terlebih dahulu menyesuaikan dengan kemampuan bayi. 

3. Konsistensi makanan

Pemberian MPASI berawal dari bubur encer yang halus dan lembut untuk memudahkan bayi mengunyah dan menelan.

Secara bertahap, tekstur makanan bisa ditingkatkan menjadi lebih padat sesuai dengan kemampuan bayi.

Konsistensi makanan sangat penting untuk meningkatkan kemampuan bayi secara perlahan. 

4. Pemberian variasi

Variasi makanan dalam olahan MPASI sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.

Memperkenalkan berbagai jenis makanan dengan rasa yang berbeda-beda dapat meningkatkan pengetahuan anak tentang rasa, warna serta dapat membangun kebiasaan makanan yang baik.

Selingi pemberian jenis bahan makanan agar bayi tidak bosan karena mengonsumsi makanan yang sama. 

5. Higienis dan aman

Perhatikan kebersihan dan keamanan makanan dalam mengolah makanan MPASI untuk bayi. 

Bayi memiliki kondisi tubuh yang masih berkembang sehingga sangat penting menggunakan bahan makanan yang bersih dan segar.

Perhatikan kebersihan bahan serta peralatan makanan bayi dengan baik serta rajin mencuci tangan.  

6. Konsultasi dengan dokter

Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi saat memulai memberikan bayi MPASI bisa menjadi pilihan ibu.

Dengan panduan spesifik mengenai kebutuhan gizi bayi, ibu akan lebih paham dengan pengolahan MPASI terutama jika bayi memiliki masalah kesehatan tertentu. 

 

Menu MPASI untuk bayi yang sudah berumur 6 bulan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan bayi.

Perhatikan reaksi bayi terhadap makanan yang baru mereka konsumsi serta terus pantau kondisi kesehatannya.

Pilihlah makanan yang segar dan bernutrisi baik serta hindari makanan yang mengandung bahan yang tidak cocok dengan bayi atau dapat membuatnya tersedak.

Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan pedoman yang sesuai dalam pemberian MPASI kepada bayi.

Bagi yang berdomisili Medan dan sekitarnya, segera konsultasikan segera kesehatan anak di Klinik Anak SPC!

Pemilihan Jenis Pola Asuh Anak yang Tepat

SPC – Pola asuh pada anak merupakan tindakan yang dilakukan orang tua atau pengasuh dalam mendidik dan mengajarkan anak-anak untuk terus berkembang.

Pola ini sangat berperan penting dalam pembentukan perilaku, emosi, kercerdasan serta sosial anak.

Dengan asuhan yang tepat, perkembangan fisik dan mental anak juga akan ikut berdampak baik.

Pola asuh pada anak cenderung mengikuti karakter dan keyakinan masing-masing orang tua dan sangat berdampak pada anak saat dewasanya.

Walaupun dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, pola asuh menjadi faktor utama dalam perkembangan anak.

 

Jenis Pola Asuh Anak Secara Umum 

1. Otoritatif

Kombinasi antara kontrol yang baik serta kehangatan dalam mendidik anak menjadi ciri-ciri pola asuh ini.

Orang tua akan membebaskan anak dalam mengemukakan pendapatnya serta menetapkan batasan yang sesuai.

Dengan begitu anak akan merasa dihargai dengan pilihannya serta berpikir secara rasional mengenai apa yang seharusnya dilakukannya.

Sangat efektif dalam membantu meningkatkan kepercaaan diri, kemandirian serta kompetensi anak. 

2. Otoriter

Mengutamakan disiplin dan kontrol yang ketat terhadap anak menjadikan pola asuh ini harus sesuai dengan ideologi orang tua.

Orang tua akan menerapkan aturan sesuai dengan prinsipnya dan anak harus mengikuti setiap poinnya tanpa terkecuali.

Pola asuh ini menciptakan disiplin yang kuat karena biasanya pelanggaran terhadap aturan akan berdampak pada hukuman.

Sangat baik dalam mengasah kedisiplinan anak namun tekanan yang terlalu tinggi dapat menurunkan semangat dan kemandiriannya. 

3. Permisif

Sedikit kontrol dan memberikan kebebasan kepada anak merupakan gambaran pola asuh permisif.

Orang tua cenderung sangat toleran terhadap semua perilaku anak dan tidak menetapkan batasan yang jelas.

Orang tua juga memenuhi semua keinginan anak tanpa mengatur prioritas yang tepat atas semua keinginannya.

Anak akan merasakan kehidupan yang menyenangkan namun sulit dalam menahan emosi dan bersikap semaunya.

4. Tak terlibat

Kurangnya perhatian dan kepedulian orang tua pada anak karena berbagai kondisi tertentu.

Biasanya orang tua memiliki kesibukan yang membuatnya tidak memiliki waktu untuk anak.

Dampaknya anak akan merasa terabaikan dan kekurangan kasih sayang sehingga sulit membentuk sebuah hubungan yang sehat.

5. Abusif atau tidak sehat

Pola asuh yang sangat buruk karena perlakuan yang tidak baik terhadap anak seperti kekerasan fisik atau kekerasan emosional.

Pendidikan serta kepribadian orang tua sangat mempengaruhi bagaimana caranya dalam mendidik anak.

Perlakuan orang tua yang tidak tepat dapat berdampak besar pada kondisi kesehatan fisik atau mental anak. 

 

Cara Menentukan Pola Asuh Anak

Menentukan pola asuh anak melibatkan banyak faktor termasuk nilai-nilai pribadi, budaya dan lingkungan keluarga.

Berikut beberapa langkah yang dapat membantu dalam menentukan pola asuh anak :

1. Kenali Prioritas

Dalam menentukan pola asuh yang tepat, pahami prioritas dan nilai-nilai utama dalam mendidik anak.

Contohnya mengutamakan kejujuran, mandiri atau kecerdasan secara emosional.

Dengan mengetahui nilai-nilai tersebut, pola asuh anak bisa lebih terarah dan sesuai dengan prioritas orang tua.

Pemahaman akan nilai-nilai ini bagusnya secara keseluruhan namun dengan memprioritaskan salah satunya dapat menekankan pada hal yang sulit dilakukan oleh anak.  

2. Kerjasama Orang Tua

Kolaborasi yang tepat dalam menentukan pola asuh anak sangatlah penting dengan kesamaan tujuan dan cara pendidikan.

Keselarasan ini dapat membantu mencapai tujuan secara efektif dengan menyatukan cara pandang yang berbeda.

Diskusikan pola yang tepat untuk anak serta saling bekerja sama dan berkomitmen dalam muwujudkan tujuan tersebut melalui cara yang tepat. 

3. Temukan Keunikan Anak

Setiap anak memiliki kebutuhan dan minat yang berbeda-beda.

Dengan mengenali kesenangan, cara berpikir serta kebutuhannya dengan baik, orang tua bisa menentukan pola asuh yang tepat bagi anak.

Hal ini bisa berubah seiring berjalannya waktu sehingga orang tua harus siap dalam perubahan yang terjadi. 

4. Batasan yang Jelas

Batasan yang jelas serta konsisten merupakan bagian penting dari pola asuh pada anak.

Anak harus paham dengan aturan dan konsekuensi yang berlaku dalam keluarga.

Batasan yang jelas dapat membantu menciptakan kestabilan dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga anak harus bisa beradaptasi dengan egonya.

5. Berikan Kasih Sayang dan Perhatian

Kasih sayang dan perhatian adalah bagian yang sangat penting dalam pola asuh anak.

Luangkan waktu untuk berinteraksi dengan anak baik saat bermain, bercerita atau saat makan.

Berikan dukungan dan apresiasi atas setiap pencapaian hal baik yang sudah dilakukannya.

Dengan begitu hubungan yang sehat antara orang tua dan anak bisa terbentuk secara baik.

6. Ajarkan Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial merupakan salah satu aspek yang penting dalam proses perkebangan anak seperti seperti kerja sama, empati dan bertanggung jawab.

Nilai ini sangat berguna untuk masa depan anak sebagai salah satu makhluk sosial.

Berikan contoh yang baik dan kesempatan untuk anak belajar membangun hubungan sosial dengan orang-orang sekelilingnya.

7. Evaluasi 

Pola asuh pada anak bersifat fleksibel sesuai dengan perkembangan anak.

Peran orang tua sangat penting dalam mangatur asuhan yang sesuai dengan anak.

Pola asuh yang tepat dapat menanamkan nilai-nilai positif dalam diri anak secara mendalam. 

Lakukan evaluasi secara berkala untuk memantau pola yang efektif dan tepat bagi anak.

 

Karakteristik anak yang berbeda-beda membuat pola dalam mengasuh anak juga berbeda sehingga harus menyesuaikan masing-masing anak.

Pola asuh yang baik mencakup pemberian kasih sayang, perhatian, batasan yang jelas, komunikasi terbuka, dukungan emosional serta memberikan contoh perilaku yang positif.

Selalu konsultasikan perkembangan anak dengan dokter untuk memastikan kondisinya berjalan baik.

Bagi yang berdomisili Medan dan sekitarnya, segera konsultasikan segera kesehatan anak di Klinik Anak SPC!

Beberapa Cara Efektif Mengatasi Kolik pada Bayi

SPC – Kolik pada bayi adalah sebuah kondisi yang menunjukkan bayi menagis secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama.

Biasanya tangisan ini terjadi pada waktu tertentu seperti sore atau malam hari.

Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi yang baru lahir atau pada usia 2 minggu sampai 4 bulan dan bisa berbeda-beda.

Bayi akan menunjukkan ketidaknyamanan dengan bergerak lebih banyak dari biasanya.

Kolik tidak menimbulkan masalah serius pada kesehatan bayi dalam jangka panjang dan bisa hilang dengan sendirinya.

Walaupun penyebab pastinya belum diketahui, terdapat beberapa faktor yang pemicu kolik diantaranya : 

1. Sensitivitas terhadap rangsangan

Bayi memiliki sensitivitas yang berbeda-beda terhadap suatu ransangan.

Pengaruh ransangan dari lungkungan seperti perubahan suhu, cahaya atau kebisingan dapat menjadi pemicu ketidaknyamanan bayi sehingga menangis. 

2. Sistem pencernaan masih berkembang

Bayi memiliki sistem pencernaan yang belum berkembang dengan baik sehingga memungkinkan sensitif terhadap berbagai makanan serta terkena gangguan pencernaan.

Gangguan inilah yang membuat bayi merasa tidak nyaman dan menangis dalam waktu yang lama. 

3. Ketidakseimbangan bakteri usus

Perubahan dalam komposisi bakteri usus bayi ikut berperan dalam perkembangan kolik.

Bakteri usus yang tidak seimbang ini bisa terjadi selama persalinan, penyusuan atau menggunakan antibiotik.

4. Faktor psikologis

Salah satu faktor yang dapat memicu kolik pada bayi adalah faktor psikologis.

Kecemasan atau stres pada ibu atau bayi bisa menjadi pemicu munculnya kolik pada anak sehingga penting untuk menjaganya. 

 

Cara Mengatasi Kolik pada Bayi

Mengatasi kolik pada bayi bisa dengan mengurangi gejala yang timbul serta memberikan kenyamanan pada bayi.

Berikut beberapa cara yang dapat membantu mengatasi kolik pada bayi  : 

1. Perhatikan pola makan

Sebagai sumber makanan utama, pastikan bayi mendapat asupan ASI atau susu formula yang cukup.

Pada saat menyusui, ibu juga perlu memperhatikan dan menghindari makanan yang dapat memicu kolik pada anak seperti kacang-kacangan, bawang atau makanan pedas.

2. Gendong bayi

Gendong bayi dengan posisi tegak memeluk ibu dan goyangkan bayi dengan gerakan yang lembut.

Pelukan ini sangat efektif dalam menenangkan bayi karena dapat memberikan kenyamanan sehingga dapat mengurangi gejalanya secara perlahan.  

3. Pijat perut

Lakukan pijatan lembut pada perut bayi dengan gerakan melingkar searah jarum jam.

Pijatan ini dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman pada bayi serta dapat melancarkan pencernaan.

4. Gunakan bantal pemanas

Letakkan bantal yang hangat pada perut bayi namun pastikan dalam suhu yang rendah.

Bantal ini dapat membantu merilekskan perut bayi serta mengatasi keram pada perut kecilnya. 

5. Coba posisi tidur yang berbeda

Posisi tidur yang nyaman menurut bayi bisa saja berbeda-beda.

Dengan mengubah posisinya menjadi tengkurap, meninggikan kepala atau memiringkan bayi dapat membantu menemukan posisi tidur yang nyaman.

Cobalah untuk mengubah posisi tidur bayi dan lihat responnya secara perlahan. 

6. Hindari rangsangan berlebihan

Terlalu banyak terpapar rangsangan dapat memperburuk kondisi kolik pada bayi.

Bayi akan sangat tidak nyaman dengan tekanan dari kondisi lingkungannya.

Berikan lingkungan yang menenangkan tanpa banyak gangguan untuk kenyamanan bayi. 

7. Konsultasikan dengan dokter

Jika gejala kolik semakin parah walaupun ibu sudah membuat bayi nyaman, konsultasikan ke dokter untuk memastikan kondisi bayi dengan baik.

Pemeriksaan lebih lanjut dapat memperjelas kondisi kesehatan bayi sehingga penanganan bisa dilakukan dengan tepat. 

 

Beberapa cara tersebut dapat membantu mengatasi kolik pada anak secara perlahan.

Kolik pada bayi bisa sembuh dengan sendirinya dan tidak akan berlansung lama.

Sangat penting untuk memberikan kenyamanan pada anak untuk meminimalisir gejala yang timbul karena kolik.

Selain itu, ibu juga harus tetap tenang dan mengelola stres dengan baik karena ikut berpengaruh terhadap bayi.

Jika khawatir dengan kondisi bayi saat mengalami gejala kolik, konsultasikan kepada dokter anak untuk memantau perkembangannya dengan baik. 

Bagi yang berdomisili Medan dan sekitarnya, segera konsultasikan segera kesehatan anak di Klinik Anak SPC!

Tumbuh Kembang dan Penanganan Anak Prematur

SPC – Tumbuh kembang anak prematur tergantung pada perawatannya.

Prematur merupakan kelahiran anak sebelum minggu ke 37 kehamilan.

Bayi prematur biasanya membutuhkan perawatan khusus karena sistem kerja organ tubuhnya belum sepenuhnya berkembang dengan baik.

Beberapa anak yang terlahir prematur akan kesulitan bernapas, melihat, menyusui, beradaptasi dengan suhu serta memiliki masalah jantung.

Kelahiran prematur disebabkan oleh beberapa faktor seperti infeksi pada ibu saat hamil, kerusakan plasenta, preeklamsia (kenaikan tekanan darah), kehamilan ganda serta usia dan pola hidup ibu yang tidak sehat.

Namun tidak jelas penyebab pasti seorang anak terlahir prematur. 

 

[irp]

 

Perkembangan Anak Prematur

Kondisi medis anak mempengaruhi tumbuh kembang anak yang terlahir prematur.

Berikut beberapa perkembangan anak prematur yang umum terjadi :

1. Perkembangan fisik

Memiliki tubuh yang lebih kecil dan lebih ringan pada saat lahir.

Organ tubuh dan sistem kerjanya juga belum sepenuhnya berkembang.

Perlu perawatan khusus untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya tubuhnya dengan baik.

2. Perkembangan kognitif

Anak prematur memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kognitif seperti kesulitan belajar.

Namun tidak semua anak mengalami masalah ini dan banyak juga yang berkembang dengan baik.

3. Perkembangan sosial dan emosional

Anak lebih rentan mengalami masalah perkembangan sosial dan emosional seperti kesulitan berinteraksi dengan orang lain.

Selain itu juga mudah mengalami kecemasan dan depresi.

4. Perkembangan motorik

Anak prematur lebih butuh waktu untuk mengembangkan keterampilan motorik seperti merangkak dan berjalan.

Stimulasi yang tepat dapat membantu perkembangan motorik anak dengan baik.

 

Penanganan Anak Prematur

Anak yang terlahir prematur memiliki kondisi yang berbeda-beda sehingga perawatannya juga menyesuaikan dengan kondisi anak.

Anak prematur membutuhkan perawatan dalam beberapa waktu untuk memastikan tumbuh kembangnya berjalan dengan baik.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan anak prematur :

1. Pemeriksaan medis

Untuk memantau perkembangan dan kondisi kesehatannya dengan baik, bayi prematur memerlukan pemeriksaan medis secara berkelanjutan.

Pemeriksaan medis mulai dari perkembangan ukuran tubuh bayi dan fungsi kerja organ tubuh lainnya.

2. Perawatan inkubator 

Kondisi bayi yang masih lebih membutuhkan perawatan inkubator untuk menjaga suhu tubuhnya dan mencegah infeksi.

Perawatan inkubator juga membantu perkembangan organ tubuh bayi seperti paru-paru dan sistem saraf. 

3. Nutrisi yang baik

Anak yang terlahir prematur cenderung rentan terhadap masalah nutrisi sehingga  membutuhkan nutrisi yang tepat untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya.

Sebagai makanan bayi yang kaya akan gizi, ASI bisa menjadi sumber makanan utama bagi bayi.

Atau penggunaan susu formula khusus prematur yang mengandung gizi lebih untuk anak prematur.

4. Stimulasi perkembangan dan terapi fisik

Anak yang terlahir prematur membutuhkan stimulasi perkembangan yang lebih intensif melalui berbicara atau bermain yang dapat merangsang kemampuan motorik dan kognitifnya.

Terapi fisik sangat berguna untuk membantu perkembangan otot dan sistem saraf anak lebih optimal.

Dalam upaya menunjang perkembangannya, terapi dilakukan dengan gerakan-gerakan dan pijatan pada tubuh bayi. 

5. Perhatian pada perkembangan sosial dan emosional

Kemungkinan anak akan mengalami masalah dalam perkembangan sosial dan emosional.

Penting untuk membantu mereka mengembangkannya dengan interaksi sosial yang sehat.

Perhatian orang tua menjadi sumber kekuatan dan keamanan bagi anak untuk nyaman berhubungan dengan orang lain. 

 

[irp]

 

Penanganan yang tepat pada anak prematur dapat membantu pertumbuhan dan perkembangannya dengan baik.

Perencanaan jangka panjang juga sangat penting seperti menyiapkan pendidikan atau perawatan khusus bagi anak.

Usia kehamilan saat lahir, berat badan saat lahir, kesehatan ibu dan perawatan setelah lahir menentukan perkembangan anak yang terlahir prematur.

Selalu konsultasikan perkembangan anak dengan dokter untuk memastikan kondisi anak berjalan baik. 

Untuk memastikan kesehatan anak, Ibu bisa konsultasikan ke dokter anak pilihan. Kami menyediakan layanan kesehatan khusus anak Klinik Anak SPC  di kota Medan.

Copyright © 2025 Klinik SPC